Serangan Udara di Tigray Ethiopia Menargetkan Pasar Telah Menewaskan Sedikitnya 43 Orang

TigraySebuah serangan udara membunuh sedikitnya 43 orang di kota Togoga, Tigray, Ethiopia, pada Selasa, seperti disampaikan petugas medis kepada Reuters.

Serangan udara terjadi setelah penduduk mengatakan pertempuran baru meletus dalam beberapa hari terakhir di utara ibu kota Mekelle itu.

Juru bicara militer Ethiopia, Kolonel Getnet Adane tidak membenarkan atau membantah insiden tersebut. Dia mengatakan serangan udara itu merupakan taktik umum militer dan pasukan pemerintah tidak menargetkan warga sipil.

Bom menghantam sebuah pasar sekitar pukul 13.00 waktu setempat, menurut seorang perempuan yang mengatakan suaminya dan putrinya yang berusia 2 tahun terluka dalam serangan itu.

"Kami tidak melihat pesawatnya, tapi kami mendengarnya," ujarnya kepada Reuters pada Rabu.

"Ketika ledakan terjadi, orang-orang lari. Setelah beberapa saat kami balik lagi dan berusaha menolong mereka yang terluka," lanjutnya, dikutip dari France 24, Kamis (24/6).

Perempuan ini mengatakan pasar saat itu ramai, dan dia tidak melihat satu word play here pasukan bersenjata di kawasan itu.

"Banyak, banyak" orang terbunuh, ujarnya.

Reuters tidak bisa memverifikasi pengakuan perempuan ini. Dia dan sumber lainnya meminta tak disebutkan namanya karena khawatir akan keselamatan mereka.

Petugas medis mengonfirmasi sedikitnya 43 korban jiwa, mengutip saksi mata dan orang yang melihat pertama kali kejadian tersebut.

Juru bicara Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed dan kepala satgas pemerintah di Tigray tidak menanggapi permintaan komentar terkait insiden tersebut.

Kabar serangan udara ini muncul ketika pejabat Ethiopia melakukan penghitungan suara pemilu parlementer regional dan nasional yang diselenggarakan pekan ini di tujuh dari 10 wilayah negara tersebut.

Tidak ada pemungutan suara yang digelar di Tigray, di mana militer telah bertempur sejak November dengan pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), mantan partai berkuasa di wilayah tersebut. Masalah keamanan dan kertas suara juga menunda pemungutan suara di dua wilayah lainnya.

Penduduk melaporkan pasukan TPLF telah memasuki beberapa kota di utara Mekelle dalam tiga hari terakhir, mundur dari salah satunya dalam beberapa jam.

Militer halangi ambulans


Pada Rabu, pejabat dan dua petugas kesehatan lainnya yang membantu menangani insiden di Togoga mengatakan kepada Reuters, tentara Ethiopia memblokir jalan utama dari Mekelle ke kota dan mencegah ambulans mencapai tempat kejadian.

"Pasien sedang sekarat sekarang," kata pejabat itu.

Dia mengatakan dua ambulans dapat mencapai kota itu melalui jalan tikus pada Selasa malam tetapi tidak memiliki peralatan yang diperlukan dan tidak diizinkan untuk pergi.

Dia mengatakan tim telah menghitung setidaknya 40 orang tewas di TKP, tiga orang tewas semalam, dan ada 44 pasien luka kritis yang membutuhkan perawatan.

Pekerja medis lain mengatakan sekitar 20 petugas kesehatan di enam ambulans berusaha datang menolong korban luka pada Selasa tetapi tentara menghentikan mereka di sebuah pos pemeriksaan.

"Mereka memberi tahu kami bahwa kami tidak bisa pergi ke Togoga. Kami tinggal lebih dari satu jam di pos pemeriksaan mencoba bernegosiasi. Kami mendapat surat dari biro kesehatan - kami menunjukkannya kepada mereka. Tapi mereka bilang itu perintah."

Juru bicara militer Getnet membantah militer memblokir ambulans.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Mencegah Varian Omicron Masuk Ke Kalbar, Pintu Masuk Perbatasan Dari Malaysia Diperketat

Ungkapan Pemandu Wisata Terkait Pembukaan Untuk Turis Asing ke Bali

Para Penjahat Dunia Melancarkan Aksi Malware dan Phising Dalam Situs Film Bajakan Spiderman Terbaru